ilustrasi |
Pertemuan yang dimulai pada pukul 13.00 WIB ini berlangsung di Istana Merdeka, Jakarta Pusat. Jokowi didampingi oleh Menteri Sekretariat Negara Pratikno dan Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Ahmad Erani Mustika.
Pertemuan dilakukan di meja tengah Istana Merdeka, Jokowi pun duduk di tengah yang dikelilingi oleh para 'konglomerat milenial'.
Dalam pertemuan tersebut, Mantan Wali Kota Solo ini pun mengajak para pengusaha kakap generasi kedua untuk ikut terlibat dalam memperbaiki transaksi berjalan yang masih defisit sekitar 3%.
"Kalau dulu orang berbicara takut pada perang dagang China-Amerika sekarang tambah lagi dengan urusan Turki dan nggak tahu ada kepastian apa lagi yang menyebabkan ekonomi dunia semakin tidak menentu," kata Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (27/8/2018).
Jokowi mengatakan, ketidakpastian global pun tak bisa diprediksi kapan berakhir dan berapa lama akan berdampak pada negara berkembang, seperti Indonesia.
Salah satu antisipasi yang harus dilakukan pemerintah, kata Jokowi, adalah dengan memperbaiki perekonomian dalam negeri.
"Ya artinya menurut saya internal kita sendiri yang harus diperbaiki. Saya kira sekarang problem terbesar kita masih ada di defisit transaksi berjalan, current account deficit (CAD), ini memang sudah lama sekali yang tidak diperbaiki, saya kira kita akan fokus di sana, termasuk terutama juga di neraca perdagangan," tambah dia.
Selain itu, Jokowi juga menyampaikan langsung tentang upaya pemerintah menghemat devisa dengan program mandatori pemanfaatan biodiesel 20% (B20) yang mulai diterapkan pada 1 September 2018.
"Keseimbangan primer, saya kira kalau kita bisa menyelesaikan ini dalam saya yakin dalam setahun ini saya yakin kita bisa selesaikan.
Seperti diketahui, ada 26 konglomerat generasi kedua, yakni Garibaldi Thohir, Anindya N. Bakrie (Bakrie Group), Muki Hamami (Trakindo Utama), Martin Hartono (PT Djarum), Anthony Pradiptya (Plug and play), Axton Salim (Salim Group).
Selanjutnya, Michael Soeryadjaya (Saratoga Investama Sedaya), Michael Widjaja (sinarmas), Budi Susanto (Alfamart), Arini Sarraswati Subianto (persada capital investama), Arif Patrick Rachmat (Triputra Agro Persada).
LaluArif Suherman (cineplex), Richard Halim Kusuma (Agung Sedayu Group), Pandu Patria Sjahrir (Toba Bara), John Riady (Lippo Group), Alvin Sariaatmadja (Emtek), Anderson tanoto (Royal Golden Eagle), Yaser Raimi Arifin Panigoro (Medco Group) (sumber)
0 komentar:
Posting Komentar